Tuesday, 5 May 2015

HARI BAKTI DOKTER INDONESIA 2015




DOKTER UNTUK BANGSA,
STRATEGI MERAWAT INDONESIA


LATAR BELAKANG 

Fakta sejarah membuktikan bahwa proses pembentukan fondasi negara Indonesia pada awal abad Ke-20 diawali dengan sebuah gagasan besar dari  para emansipator bangsa yang tumbuh sebagai proses di dalam kelompok sosial masyarakat yang berupaya meningkatkan diri menuju suatu kedudukan intelektual, sosial, ekonomi, politik, budaya, gender yang lebih layak dan menjadi bagian yang integral dalam tata kehidupan masyarakat .Gagasan besar yang muncul atas kondisi bangsa saat itu yang sedang “sakit “ dengan berbagai krisis dan permasalahan .

Salah satu komponen emansipator bangsa tersebut adalah kelompok dokter pribumi sebagai pelopor semangat nasionalisme dan kesadaran berbangsa. Hal ini kemudian tertuang dalam sejarah sebagai Kebangkitan Nasional yang merupakan perjuangan untuk mengubah keadaan “belum bangkit” menjadi keadaan “bangkit” yang dicita-citakan tentang nasib dan kedudukan bangsa secara keseluruhan di kemudian hari. Peran dan keberadaan para dokter pada saat itu tidak terlepas dari watak yang dibentuk melalui proses pendidikan kedokteran disertai sumpah serta etika yang harus dipatuhinya sebagai seorang dokter .

Sebuah gagasan dan semangat besar yang kemudian menjadi embrio dan katalisator kesadaran berbangsa dan pada gilirannya melahirkan semangat berdirinya Boedi Oetomo . Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan oleh mahasiswa kedokteran STOVIA yaitu Soetomo, Suraji Tirtonegoro, Gunawan Mangunkusumo, Muh Saleh dan kawan-kawanya .Sutomo dan Suraji sebagai pelaku utama pendirian Boedi Oetomo dimotivasi oleh perjuangan Dr Wahidin Soedirohoesodo. Cita-cita Boedi Oetomo saat itu adalah “ Kemajuan nusa dan bangsa yang harmonis dengan jalan memajukan pengajaran, pertanian , peternakan, perdagangan , teknik dan industry , kebudayaan mempertinggi cita-cita kemanusiaan untuk mencapai kedudukan bangsa yang terhormat “. Cita-cita yang menyatakan dengan tegas konsep-konsep masa kini tentang Visi, Misi, Strategi dan Nilai –nilai Inti dan tujuan Inti terutama dalam rangka mewujudkan bangsa yang berdaulat, merdeka, teremansipasi dan sederajat dengan bangsa-bangsa merdeka yang lain.
Menjelang 107 tahun Hari Kebangkitan Nasional yang sejak dicanangkannya oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia sebagai Hari Bakti Dokter Indonesia pada tahun 2008 ( 20 Mei 1908 – 20 Mei 2015 ).  Apakah gagasan besar para tokoh-tokoh kebangsaan para dokter pendiri Budi Utomo sudah terealisasi saat ini ?Apakah kondisi kekinian masih dibutuhkan gagasan besar untuk memulihkan kondisi bangsa?Sebagai komunitas intelektual kesehatan, Ikatan Dokter Indonesiadengan anggota  total lebih dari 100.000 orang dokter mempunyai tanggung jawab sosial ( Profesional Social Responsibility ) untuk memajukan sektor kesehatan Indonesia dan berperan aktif menghasilkan dokter-dokter masa kini yang bersama-sama berjuang dan berikhtiar dalam kebaikan demi terwujudnya bangsa dan Negara yang berdaulat dan bermartabat  di bidang kesehatan , adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia dengan harapan yang sangat tinggi untuk terciptanya sistem kesehatan nasional yang lebih baik untuk mendukung tercapainya derajat kesehatan yang optimal dan tinggi menuju pembangunan kesehatan yang membentuk masyarakat berdaulat untuk hidup sejahtera dan sehat .
Kesehatan merupakan dimensi penting yang menjadi salah satu pilar pembangunan bangsa.Hal ini dikarenakan kesehatan memainkan peranan strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.Untuk mewujudkan serta menunjang akselerasi pencapaian peran strategis tersebut maka dibentuklah sistem kesehatan nasional (SKN) yang merupakan pilar dari sistem ketahanan nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012, yang menjadi peta jalan dalam mewujudkan masyarakat sehat dengan derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Tuntutan masyarakat terhadap nilai sosial dan pengabdian dokter semakin tinggi .Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan profesi : Apa saja bentuk pengabdian yang telah kita lakukan terhadap masyarakat Indonesia? Bentuk pengabdian seperti bagaimana lagi yang dibutuhkan Masyarakat ? . Dua pertanyaan yang sebenarnya membuktikan bahwa kontribusi pengabdiandokter di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman dahulu bahkan sebelum kemerdekaan . Sejarah Indonesia sudah membuktikan dan mencatat akan peranan sentral para dokter Indonesia dalam pembentukan fondasi Negara pada era Kebangkitan Nasional .

Dokter selalu berada di tengah-tengah rakyat dalam pembangunan bangsa .Dokter juga rakyat yang membutuhkan perlindungan Negara dan ingin Negara juga selalu berada di tengah-tengah dokter .Dokter juga rakyat yang membutuhkan kesejahteraan dan rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa ini.

Selain itu perlu dilakukan gerakan bersama dokter membangun kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia , gerakan yang menghimpun dan mengerahkan segenap potensi dokter bersatu padu bersama rakyat untuk menyehatkan dan mensejahterakan  bangsa. Revitalisasi peran dokter dalam pembentukan karakter dokter pemimpin intelektual dan professional dalam pembangunan bangsa untuk mewujudkan ketahanan nasional menuju Indonesia sehat yang berdaulat dan berkeadilan perlu dilakukan secara terus menerus dengan menjadikan Hari Kebangkitan Nasional yang juga Hari Bakti Dokter Indonesia sebagai reminding peran dan baktinya kepada bangsanya.

Persoalan kesehatan sendiri saat ini sebagai suatu faktor utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya didasarkan pada sebuah paradigma baru yang biasa dikenal dengan paradigma sehat, yakni paradigma kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Dalam komponen pembangunan kesehatan tidak akan terlepas dari peran sentral para dokter .Pada dokter adalah intelektual yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat dibekali nilai profesi yang menjadi kompas dalam segala bidakannya. Nilai profesi itu antara lain adalah kemanusiaan (humanism), etika (ethics) dan kompetensi (competence). Dimanapun dokter ditempatkan seyogianya ia menjalankan peran intelektual profesional.Itulah yang dilakukan dokter Wahidin dan para sejawatnya lebih dari seabad yang lalu jauh sebelum adanya rekomendasi WHO.
Karena itu peran dokter saat ini untuk berperan aktif bersama seluruh komponen bangsa untuk “ merawat “ Negara Republik Indonesia untuk dapat bebas dari sakit akibat krisis dan permasalahan yang terjadi pada saat ini . Dokter tidak hanya menjadi agent of treatment tapi juga harus menularkan nilai profesi dan kecendikiawanannya sehingga membuatnya menjadikan agent of mental-social change dan agent of development dalam “merawat “ NKRI.
TEMA : “GERAKAN DOKTER UNTUK BANGSA – STRATEGI MERAWAT INDONESIA
Dengan nilai-nilai luhur profesi dan trias peran dokter serta dalam rangka memperingati Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 2015, Ikatan Dokter Indonesia berkeinginan menumbuhkan semangat baru yaitu  “DOKTER UNTUK BANGSA – STRATEGI  MERAWAT INDONESIA ”.
Merawat Indonesia adalah sebuah upaya strategis menjaga keberlangsungan pembangunan nasional dan menjaga ketahanan nasional untuk menjamin tercapainya kehidupan bangsa dan Negara yang sejahtera, adil dan makmur. Ketahanan Nasional merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Ketahanan Nasional merupakan kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Secara timbal-balik Ketahanan Nasional yang tangguh akan lebih mendorong Pembangunan Nasional dan berhasilnya Pembangunan Nasional akan meningkatkan Ketahanan Nasional. Sehingga Pembangunan sektor kesehatan sebagai bagian dari Pembangunan Nasional yang dilaksanakan secara terencana, adil, merata dan berkesinambungan akan memberikan kontribusi yang sangat penting dalam upaya strategis merawat Indonesia.
Sehat dan sejahtera merupakan modal untuk kelangsungan Pembangunan Nasional. Bangsa yang sakit akan menurun kemampuannya dalam Pembangunan Nasional. Bangsa yang sakit akan memiliki Ketahanan Nasional yang lemah. Namun faktanya kesehatan belum sepenuhnya dipandang sebagai unsur penting  Ketahanan Nasional. Cara pandang dan kepemimpinan yang memahami kesehatan sebagai pengobatan saja (paradigma sakit) dan tanggung jawab sektor kesehatan saja, bukan tanggung jawab semua sektor, tidak menempatkan kesehatan sebagai mainstream pembangunan nasional dan tidak menempatkan kesehatan sebagai penopang penting Ketahanan Nasional. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan berbagai sektor belum fokus membangun bangsa yang sehat. sehingga banyak anak bangsa sebagai generasi penerus belum secara optimal terlindungi dan terjamin kesehatannya
Peran dokter dalam melakukan upaya strategis merawat Indonesia melalui pembangunan kesehatan diharapkan dapat melakukan intervensi menyeluruh terhadap permasalahan kesehatan bangsa dengan tidak hanya terfokus kepada intervensi terhadap permasalahan kesehatan fisik semata dan juga tidak hanya terfokus pada upaya kuratif dan rehabilitatif. Kecukupan gizi, penyediaan air bersih, penyediaan lingkungan yang sehat, upaya pendidikan berperilaku sehat  serta penyediaan pemeliharaan kesehatan yang baik merupakan 5 Agenda pembangunan kesehatan penting dalam melakukan upaya yang kondusif bagi tumbuhnya sumber daya manusia masa depan yang handal dan aset bangsa untuk menopang Ketahanan Nasional. Demikian pula apabila 5 Agenda pembangunan kesehatan tersebut dilaksanakan di daerah-daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan secara baik dan berkesinambungan akan mencegah potensi ancaman desintegrasi bangsa.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya, dalam upaya merawat Indonesia, para dokter diharapkan melakukan intervensi yang lebih intensif terhadap permasalahan kesehatan mental dan sosial bangsa, karena pada dasarnya sehat itu bukan semata-mata terbebas dari sakit fisik sebagaimana World Health Organization menyatakan bahwa : “......Health is a state of complete physical, mental and social well-being, and not merely an absence of disease or infirmity...” . Bangsa yang sakit secara mental dapat dicirikan dari gejala-gejala gangguan mental seperti: tidak merasa puas dengan keadaan dirinya ; tidak patuh pada berbagai aturan ; tidak memiliki kendali diri yang baik. Bangsa yang sakit secara sosial dapat dicirikan dari gejala-gejala sosial yang patologis seperti : tidak mampu membina hubungan keakraban dengan sesama ; tidak memiliki tanggung jawab menurut kapasitas yang dimilikinya ; tidak dapat hidup rukun dengan sesama ; dan tidak mampu menunjukkan perilaku sosial yang penuh perhitungan. Memperhatikan  ciri-ciri tersebut, nyata sekali bahwa saat ini bangsa Indonesia bukan hanya dihantui oleh berbagai macam penyakit fisik, akan tetapi juga sedang mengalami sakit mental-sosial yang juga sangat berpotensi sebagai ancaman disintegrasi bangsa dan melemahkan Ketahanan Nasional.
II. TUJUAN KEGIATAN
Menumbuhkan, mengembangkan dan membina Gerakan Bersama Dokter Untuk Bangsa untuk merawat negara kesatuan Republik Indonesia dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia .
III. RUANG LINGKUP
a. Sasaran
  Para pimpinan nasional/daerah dan penyelenggara negara
  Perusahaan BUMN, Swasta, Multinasional
  Organisasi sosial/kemasyarakatan
  Seluruh masyarakat Indonesia
  Seluruh anggota IDI
b. Jangkauan
Seluruh IDI Wilayah dan IDI Cabang serta Perhimpunan yang berada dilingkungan IDI  yang tersebar di Indonesia bekerja sama dengan semua mitra yang terkait.
IV. STRATEGI  KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan sebagai  agenda strategis untuk merawat dan memelihara Indonesia dalam bidang kesehatan yang meliputi :
a)  Advokasi kepada pengambil kebijakan, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan stakeholder terkait .
b) Kampanye dan upaya promosi kesehatan, terkait dengan kampanye paradigma sehat , kesehatan anak dan remaja , ketahanan gizi dan pangan serta kampanye air bersih serta penanaman nilai2 kesehatan sejak usia dini .
c)  Pelayanan langsung sebagai wujud bakti dokter kepada masyarakat , melalui kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis dsb .
d) Mempelopori dan mengajak partisipasi masyarakat, bersinergi dengan kegiatan kampanye dan promosi kesehatan.
e) Mendorong agar pemerintah dan seluruh warga bangsa lebih mencintai dan memprioritaskan faskes, dokter dan Sumber daya bangsa sendiri dalam menghadapi kompetensi keras pada era globalisasi
 V. BENTUK – BENTUK KEGIATAN   
Dalam upaya melaksanakan strategi kegaiatan diatas dilakukan bentuk kegiatan sebagai berikut :
   A. DISKUSI KEBANGSAAN DAN HARI BAKTI DOKTER INDONESIA  
       Tujuan :
1.Melakukan refleksi sejarah kebangkitan bangsa yang dipelopori oleh dokter.
2. Memberikansemangatpengabdianbagiseluruhdokter Indonesia.
3. Mendorong  negara untuk peduli kepada mutu pelayanan kesehatan di era jaminan kesehatan nasional.
4.Menggugah pandangan rakyat dan seluruh pihak bahwa dokter tetap mengadikan dirinya demi nusa dan bangsa.

Sasaran:
1.         Anggota IDI
2.         Wartawan Media
3.         Undangan 

Pelaksananan:
1.       Setiap bulan
2.       Menjelang hari H
3.       Setiap ada momentum

      B.  GERAKAN DETEKSI DINI CANCER SERVIK DENGAN METODE IVA 
          Tujuan :
1.Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk menanggulangi angka kematian karena cancer servik.
2.Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan Indonesia.

Sasaran : 150.000  perempuan Indonesia

    Pelaksanaan :
1.      Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 20 Mei – 24Oktober  2015
2.      Dilaksanakan serentak oleh PB IDI, IDI Wilayah dan IDI Cabang seluruh Indonesia, serta Perhimpunan di lingkungan IDI.

       C.  GERAKAN 1 JUTA TELUR UNTUK ANAK INDONESIA
           Tujuan :
1.Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk menanggulangi angka kurang gizi.
2.Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk meningkatkan kualitas hidup generasi penerus dan aset sumber daya manusia bangsa.

Sasaran :
1 juta anak Indonesia usia di bawah 2 tahun (BADUTA)

Pelaksanaan :
1. Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 20 Mei – 24 Oktober  2015
2. Dilaksanakan serentak oleh PB IDI, IDI Wilayah dan IDI Cabang seluruh Indonesia, serta Perhimpunan di lingkungan IDI.

D.   PENERBITAN BUKU INDONESIANCARING PHYSICIAN  “DOKTER UNTUK BANGSA,  PENGABDI  KEMANUSIAAN”
Tujuan  :
1.  Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk senantiasa menumbuhkan jiwa dan semangat pengabdian untuk kemanusiaan.
2. Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk meningkatkan penghormatan pada nilai-nilai luhur kesejawatan profesi.
Sasaran :
65 orang dokter pengabdi di daerah terpenciL, perbatasan dan kepulauan
Pelaksanaan :            
1.       Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 1 Maret – 24 Oktober 2015
2.        Dilaksanakan oleh PB IDI

E.    PENERBITAN BUKU 65 TAHUN IKATAN DOKTER INDONESIA
Tujuan           :
1.Gerakan bersama profesi untuk senantiasa melakukan self –correction secara terbuka dan bermartabat.
2. Gerakan bersama profesi untuk senantiasa berusaha melakukan  revitalisasi perannya untuk kemanusiaan.
Sasaran          :
·  Tokoh-tokoh Indonesia di berbagai bidang yang memiliki pandangan tentang kesehatan
Pelaksanaan :            
1.    Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 1 Maret – 24 Oktober 2015
2.    Dilaksanakan oleh PB IDI

F.         DOKTER KECIL AWARD 2015
Tujuan  :
1. Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk mendidik sejak dini perilaku hidup bersih dan sehat anak Indonesia.
2. Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk mendorong terbentuknya “pendidik sebaya”  guna membangun generasi muda pelopor di bidang kesehatan.
Sasaran          :
65 anak Indonesia usia sekolah


Pelaksanaan :     
1.      Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal Mei – Oktober 2015
2.      Dilaksanakan oleh PB IDI dan IDI Wilayah/IDI Cabang

      G.  Rangkaian Kegiatan HBDI oleh Perhimpunan
        Diharapkan setiap Perhimpunan membuat kegiatan bakti sosial  HBDI        sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing  atau yang sudah                    mempunyai agenda kegiatan sosial pada tahun ini, agar dipadukan            dengan kegiatan HBDI 2015.






- 0 -


No comments:

Post a Comment