DOKTER UNTUK BANGSA,
STRATEGI MERAWAT
INDONESIA
LATAR BELAKANG
Fakta
sejarah membuktikan bahwa proses pembentukan fondasi negara Indonesia pada awal
abad Ke-20 diawali dengan sebuah gagasan besar dari para emansipator bangsa yang tumbuh sebagai
proses di dalam kelompok sosial masyarakat yang berupaya meningkatkan diri
menuju suatu kedudukan intelektual, sosial, ekonomi, politik, budaya, gender
yang lebih layak dan menjadi bagian yang integral dalam tata kehidupan
masyarakat .Gagasan besar yang muncul atas kondisi bangsa saat itu yang sedang
“sakit “ dengan berbagai krisis dan permasalahan .
Salah
satu komponen emansipator bangsa tersebut adalah kelompok dokter pribumi
sebagai pelopor semangat nasionalisme dan kesadaran berbangsa. Hal ini kemudian
tertuang dalam sejarah sebagai Kebangkitan Nasional yang merupakan perjuangan
untuk mengubah keadaan “belum bangkit” menjadi keadaan “bangkit” yang
dicita-citakan tentang nasib dan kedudukan bangsa secara keseluruhan di
kemudian hari. Peran dan keberadaan para dokter pada saat itu tidak terlepas
dari watak yang dibentuk melalui proses pendidikan kedokteran disertai sumpah
serta etika yang harus dipatuhinya sebagai seorang dokter .
Sebuah
gagasan dan semangat besar yang kemudian menjadi embrio dan katalisator
kesadaran berbangsa dan pada gilirannya melahirkan semangat berdirinya Boedi
Oetomo . Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan oleh mahasiswa kedokteran STOVIA
yaitu Soetomo, Suraji Tirtonegoro, Gunawan Mangunkusumo, Muh Saleh dan
kawan-kawanya .Sutomo dan Suraji sebagai pelaku utama pendirian Boedi Oetomo
dimotivasi oleh perjuangan Dr Wahidin Soedirohoesodo. Cita-cita Boedi Oetomo
saat itu adalah “ Kemajuan nusa dan bangsa yang harmonis dengan jalan memajukan
pengajaran, pertanian , peternakan, perdagangan , teknik dan industry ,
kebudayaan mempertinggi cita-cita kemanusiaan untuk mencapai kedudukan bangsa
yang terhormat “. Cita-cita yang menyatakan dengan tegas konsep-konsep masa
kini tentang Visi, Misi, Strategi dan Nilai –nilai Inti dan tujuan Inti
terutama dalam rangka mewujudkan bangsa yang berdaulat, merdeka, teremansipasi dan
sederajat dengan bangsa-bangsa merdeka yang lain.
Menjelang
107 tahun Hari Kebangkitan Nasional yang sejak dicanangkannya oleh Pengurus
Besar Ikatan Dokter Indonesia sebagai Hari Bakti Dokter Indonesia pada tahun
2008 ( 20 Mei 1908 – 20 Mei 2015 ).
Apakah gagasan besar para tokoh-tokoh kebangsaan para dokter pendiri
Budi Utomo sudah terealisasi saat ini ?Apakah kondisi kekinian masih dibutuhkan
gagasan besar untuk memulihkan kondisi bangsa?Sebagai komunitas intelektual
kesehatan, Ikatan Dokter Indonesiadengan
anggota total lebih dari 100.000 orang dokter
mempunyai tanggung jawab sosial ( Profesional Social Responsibility ) untuk memajukan sektor kesehatan Indonesia
dan berperan aktif menghasilkan dokter-dokter masa kini yang bersama-sama
berjuang dan berikhtiar dalam kebaikan demi terwujudnya bangsa dan Negara yang
berdaulat dan bermartabat di bidang
kesehatan , adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia dengan harapan
yang sangat tinggi untuk terciptanya sistem kesehatan nasional yang lebih baik
untuk mendukung tercapainya derajat kesehatan yang optimal dan tinggi menuju pembangunan kesehatan yang
membentuk masyarakat berdaulat untuk hidup sejahtera dan sehat .
Kesehatan merupakan dimensi penting yang
menjadi salah satu pilar pembangunan bangsa.Hal ini dikarenakan kesehatan
memainkan peranan strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
tentang kesehatan.Untuk mewujudkan serta menunjang akselerasi pencapaian peran
strategis tersebut maka dibentuklah sistem kesehatan nasional (SKN) yang
merupakan pilar dari sistem ketahanan nasional sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012, yang menjadi peta jalan dalam mewujudkan
masyarakat sehat dengan derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Tuntutan
masyarakat terhadap nilai sosial dan pengabdian dokter semakin tinggi .Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan profesi : Apa
saja bentuk pengabdian yang telah kita lakukan terhadap masyarakat Indonesia?
Bentuk pengabdian seperti bagaimana lagi yang dibutuhkan Masyarakat ? . Dua
pertanyaan yang sebenarnya membuktikan bahwa kontribusi pengabdiandokter di
Indonesia sudah dilakukan sejak zaman dahulu bahkan sebelum kemerdekaan .
Sejarah Indonesia sudah membuktikan dan mencatat akan peranan sentral para
dokter Indonesia dalam pembentukan fondasi Negara pada era Kebangkitan Nasional
.
Dokter selalu berada di tengah-tengah rakyat dalam pembangunan
bangsa .Dokter juga rakyat yang membutuhkan perlindungan Negara dan ingin
Negara juga selalu berada di tengah-tengah dokter .Dokter juga rakyat yang
membutuhkan kesejahteraan dan rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa ini.
Selain
itu perlu dilakukan gerakan bersama dokter membangun kesehatan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia , gerakan yang menghimpun dan mengerahkan
segenap potensi dokter bersatu padu bersama rakyat untuk menyehatkan dan
mensejahterakan bangsa. Revitalisasi
peran dokter dalam pembentukan karakter dokter pemimpin intelektual dan
professional dalam pembangunan bangsa untuk mewujudkan ketahanan nasional
menuju Indonesia sehat yang berdaulat dan berkeadilan perlu dilakukan secara
terus menerus dengan menjadikan Hari Kebangkitan Nasional yang juga Hari Bakti
Dokter Indonesia sebagai reminding peran dan baktinya kepada bangsanya.
Persoalan
kesehatan sendiri saat ini sebagai suatu faktor utama dan investasi berharga
yang pelaksanaannya didasarkan pada sebuah paradigma baru yang biasa dikenal
dengan paradigma sehat, yakni paradigma kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Dalam komponen
pembangunan kesehatan tidak akan terlepas dari peran sentral para dokter .Pada
dokter adalah intelektual yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan
atau berada di tengah masyarakat dibekali nilai profesi yang menjadi kompas dalam
segala bidakannya. Nilai profesi itu antara lain adalah kemanusiaan (humanism),
etika (ethics) dan kompetensi (competence). Dimanapun dokter
ditempatkan seyogianya ia menjalankan peran intelektual profesional.Itulah
yang dilakukan dokter Wahidin dan para sejawatnya lebih dari seabad yang lalu
jauh sebelum adanya rekomendasi WHO.
Karena
itu peran dokter saat ini untuk berperan aktif bersama seluruh komponen bangsa
untuk “ merawat “ Negara Republik Indonesia untuk dapat bebas dari sakit akibat
krisis dan permasalahan yang terjadi pada saat ini . Dokter tidak hanya menjadi
agent of treatment tapi juga harus menularkan nilai profesi dan
kecendikiawanannya sehingga membuatnya menjadikan agent of mental-social
change dan agent of development dalam “merawat “ NKRI.
TEMA : “GERAKAN DOKTER UNTUK BANGSA – STRATEGI MERAWAT
INDONESIA”
Dengan nilai-nilai
luhur profesi dan trias
peran dokter serta dalam rangka memperingati Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 2015,
Ikatan Dokter Indonesia berkeinginan menumbuhkan semangat baru yaitu “DOKTER UNTUK BANGSA – STRATEGI MERAWAT INDONESIA ”.
Merawat
Indonesia adalah sebuah upaya strategis menjaga keberlangsungan pembangunan
nasional dan menjaga ketahanan nasional untuk menjamin tercapainya kehidupan
bangsa dan Negara yang sejahtera, adil dan makmur. Ketahanan Nasional merupakan
integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Ketahanan
Nasional merupakan kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin
kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Secara timbal-balik
Ketahanan Nasional yang tangguh akan lebih mendorong Pembangunan Nasional dan
berhasilnya Pembangunan Nasional akan meningkatkan Ketahanan Nasional. Sehingga
Pembangunan sektor kesehatan sebagai bagian dari Pembangunan Nasional yang
dilaksanakan secara terencana, adil, merata dan berkesinambungan akan
memberikan kontribusi yang sangat penting dalam upaya strategis merawat Indonesia.
Sehat dan
sejahtera merupakan modal untuk kelangsungan Pembangunan Nasional. Bangsa yang
sakit akan menurun kemampuannya dalam Pembangunan Nasional. Bangsa yang sakit
akan memiliki Ketahanan Nasional yang lemah. Namun faktanya kesehatan belum
sepenuhnya dipandang sebagai unsur penting
Ketahanan Nasional. Cara pandang dan kepemimpinan yang memahami
kesehatan sebagai pengobatan saja (paradigma sakit) dan tanggung jawab sektor
kesehatan saja, bukan tanggung jawab semua sektor, tidak menempatkan kesehatan
sebagai mainstream pembangunan nasional dan tidak menempatkan kesehatan
sebagai penopang penting Ketahanan Nasional. Pembangunan Nasional yang
dilaksanakan berbagai sektor belum fokus membangun bangsa yang sehat. sehingga
banyak anak bangsa sebagai generasi penerus belum secara optimal terlindungi
dan terjamin kesehatannya
Peran dokter dalam melakukan upaya strategis merawat Indonesia melalui
pembangunan kesehatan diharapkan
dapat melakukan intervensi menyeluruh terhadap permasalahan kesehatan bangsa
dengan tidak hanya terfokus kepada intervensi terhadap permasalahan kesehatan
fisik semata dan juga tidak hanya terfokus pada upaya kuratif dan rehabilitatif.
Kecukupan gizi, penyediaan air bersih, penyediaan lingkungan yang sehat, upaya
pendidikan berperilaku sehat serta penyediaan
pemeliharaan kesehatan yang baik merupakan 5 Agenda pembangunan kesehatan
penting dalam melakukan upaya yang kondusif bagi tumbuhnya sumber daya manusia
masa depan yang handal dan aset bangsa untuk menopang Ketahanan Nasional.
Demikian pula apabila 5 Agenda pembangunan kesehatan tersebut dilaksanakan di
daerah-daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan secara baik dan
berkesinambungan akan mencegah potensi ancaman desintegrasi bangsa.
Kemudian
yang tidak kalah pentingnya, dalam upaya merawat Indonesia, para dokter
diharapkan melakukan intervensi yang lebih intensif terhadap permasalahan
kesehatan mental dan sosial bangsa, karena pada dasarnya sehat itu bukan
semata-mata terbebas dari sakit fisik sebagaimana World Health Organization
menyatakan bahwa : “......Health is a state of complete physical, mental and
social well-being, and not merely an absence of disease or infirmity...” . Bangsa
yang sakit secara mental dapat dicirikan dari gejala-gejala gangguan mental seperti: tidak merasa puas dengan
keadaan dirinya ; tidak patuh pada berbagai aturan ; tidak memiliki kendali
diri yang baik. Bangsa yang sakit secara sosial dapat dicirikan dari
gejala-gejala sosial yang patologis seperti : tidak mampu membina hubungan
keakraban dengan sesama ; tidak memiliki tanggung jawab menurut kapasitas yang
dimilikinya ; tidak dapat hidup rukun dengan sesama ; dan tidak mampu
menunjukkan perilaku sosial yang penuh perhitungan. Memperhatikan ciri-ciri tersebut, nyata sekali bahwa saat
ini bangsa Indonesia bukan hanya dihantui oleh berbagai macam penyakit fisik,
akan tetapi juga sedang mengalami sakit mental-sosial yang juga sangat
berpotensi sebagai ancaman disintegrasi bangsa dan melemahkan Ketahanan Nasional.
II. TUJUAN KEGIATAN
Menumbuhkan, mengembangkan dan
membina Gerakan Bersama Dokter Untuk Bangsa untuk merawat negara kesatuan
Republik Indonesia dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh
Rakyat Indonesia .
III. RUANG LINGKUP
a. Sasaran
Para pimpinan nasional/daerah dan
penyelenggara negara
Perusahaan BUMN, Swasta,
Multinasional
Organisasi sosial/kemasyarakatan
Seluruh masyarakat Indonesia
Seluruh anggota IDI
b. Jangkauan
Seluruh IDI Wilayah dan IDI Cabang
serta Perhimpunan yang berada dilingkungan IDI yang tersebar di Indonesia bekerja sama dengan
semua mitra yang terkait.
IV. STRATEGI KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan sebagai
agenda strategis untuk merawat dan memelihara Indonesia dalam bidang
kesehatan yang meliputi :
a) Advokasi kepada pengambil kebijakan, pemerintah pusat, pemerintah daerah
dan stakeholder terkait .
b) Kampanye dan upaya promosi kesehatan, terkait dengan kampanye paradigma
sehat , kesehatan anak dan remaja , ketahanan gizi dan pangan serta kampanye
air bersih serta penanaman nilai2 kesehatan sejak usia dini .
c) Pelayanan langsung sebagai wujud bakti dokter kepada masyarakat ,
melalui kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis dsb .
d) Mempelopori dan mengajak partisipasi masyarakat, bersinergi dengan
kegiatan kampanye dan promosi kesehatan.
e) Mendorong agar pemerintah dan seluruh warga bangsa lebih mencintai dan
memprioritaskan faskes, dokter dan Sumber daya bangsa sendiri
dalam menghadapi kompetensi keras pada era globalisasi
V. BENTUK –
BENTUK KEGIATAN
Dalam upaya melaksanakan
strategi kegaiatan diatas dilakukan bentuk kegiatan sebagai berikut :
A. DISKUSI KEBANGSAAN DAN
HARI BAKTI DOKTER INDONESIA
Tujuan :
1.Melakukan refleksi sejarah kebangkitan bangsa yang dipelopori oleh dokter.
2. Memberikansemangatpengabdianbagiseluruhdokter Indonesia.
3. Mendorong negara
untuk peduli kepada mutu pelayanan kesehatan di era jaminan kesehatan nasional.
4.Menggugah pandangan rakyat dan seluruh pihak bahwa dokter tetap mengadikan dirinya
demi nusa dan bangsa.
Sasaran:
1.
Anggota IDI
2.
Wartawan Media
3.
Undangan
Pelaksananan:
1.
Setiap bulan
2.
Menjelang hari H
3.
Setiap ada momentum
B. GERAKAN DETEKSI DINI CANCER SERVIK
DENGAN METODE IVA
Tujuan :
1.Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk menanggulangi angka kematian karena cancer servik.
2.Gerakan bersama meneguhkan komitmen profesi untuk
meningkatkan kualitas hidup perempuan Indonesia.
Sasaran : 150.000 perempuan Indonesia
Pelaksanaan :
1.
Kegiatan
ini diselenggarakan mulai tanggal 20 Mei – 24Oktober 2015
2.
Dilaksanakan
serentak oleh PB IDI, IDI Wilayah dan IDI Cabang seluruh Indonesia, serta
Perhimpunan di lingkungan IDI.
C. GERAKAN 1 JUTA TELUR UNTUK ANAK
INDONESIA
Tujuan :
1.Gerakan
bersama meneguhkan komitmen profesi untuk menanggulangi angka kurang gizi.
2.Gerakan
bersama meneguhkan komitmen profesi untuk meningkatkan kualitas hidup generasi
penerus dan aset sumber daya manusia bangsa.
Sasaran :
1 juta anak
Indonesia usia di bawah 2 tahun (BADUTA)
Pelaksanaan :
1. Kegiatan
ini diselenggarakan mulai tanggal 20 Mei – 24 Oktober 2015
2. Dilaksanakan
serentak oleh PB IDI, IDI Wilayah dan IDI Cabang seluruh Indonesia, serta
Perhimpunan di lingkungan IDI.
D.
PENERBITAN BUKU INDONESIANCARING PHYSICIAN
“DOKTER UNTUK BANGSA,
PENGABDI KEMANUSIAAN”
Tujuan :
1. Gerakan
bersama meneguhkan komitmen profesi untuk senantiasa menumbuhkan jiwa dan
semangat pengabdian untuk kemanusiaan.
2. Gerakan
bersama meneguhkan komitmen profesi untuk meningkatkan penghormatan pada
nilai-nilai luhur kesejawatan profesi.
Sasaran :
65 orang dokter pengabdi di daerah terpenciL,
perbatasan dan kepulauan
Pelaksanaan :
1. Kegiatan
ini diselenggarakan mulai tanggal 1 Maret – 24 Oktober 2015
2. Dilaksanakan
oleh PB IDI
E.
PENERBITAN BUKU 65 TAHUN IKATAN
DOKTER INDONESIA
Tujuan :
1.Gerakan
bersama profesi untuk senantiasa melakukan self
–correction secara terbuka dan bermartabat.
2. Gerakan
bersama profesi untuk senantiasa berusaha melakukan revitalisasi perannya untuk kemanusiaan.
Sasaran :
· Tokoh-tokoh Indonesia di berbagai bidang yang memiliki
pandangan tentang kesehatan
Pelaksanaan
:
1.
Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 1 Maret –
24 Oktober 2015
2. Dilaksanakan
oleh PB IDI
F.
DOKTER KECIL AWARD 2015
Tujuan :
1. Gerakan
bersama meneguhkan komitmen profesi untuk mendidik sejak dini perilaku hidup
bersih dan sehat anak Indonesia.
2. Gerakan
bersama meneguhkan komitmen profesi untuk mendorong terbentuknya “pendidik
sebaya” guna membangun generasi muda
pelopor di bidang kesehatan.
Sasaran :
65 anak Indonesia usia
sekolah
Pelaksanaan
:
1. Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal Mei –
Oktober 2015
2. Dilaksanakan oleh PB IDI dan IDI Wilayah/IDI Cabang
G.
Rangkaian Kegiatan HBDI oleh Perhimpunan
Diharapkan setiap Perhimpunan membuat kegiatan bakti
sosial HBDI sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing atau yang sudah mempunyai agenda kegiatan
sosial pada tahun ini, agar dipadukan dengan kegiatan HBDI 2015.
- 0 -
No comments:
Post a Comment