Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup bagus dalam beberapa
tahun terakhir terus mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas, baik dari
dalam maupun luar negeri. Investasi yang terus meningkat di dalam negeri
menunjukkan kepercayaan para investor untuk menanamkan dan menggerakkan
modalnya di Indonesia.
Perbankan kita menangkap kesempatan ini dengan menawarkan
banyak program dengan beragam keuntungan dan kemudahan yang bisa diperoleh.
Salah satunya adalah program Setor Tunai yang menawarkan kemudahan bertransaksi
swalayan di mesin ATM tanpa harus ngantri di teller bank. Sayangnya, kemudahan
ini tidak dilengkapi dengan system yang menjamin keamanan uang nasabah. Hal ini
dialami sendiri oleh saya.
Pada Selasa malam, tanggal 22 Mei 2012 kemarin, saya
bertransaksi setor tunai di ATM Bank Mandiri Cabang Tebet Soepomo. Saya harus
menyetorkan uang ke rekening malam itu juga karena besoknya saya harus keluar
kota. Pada saat transaksi, saya memasukkan lembaran dengan jumlah lebih dari 20
lembar (jumlah kapasitas mesin ATM), saya memasukkan 50 lembar. Dengan segera,
ATM tidak bisa melanjutkan transaksi dan muncul promp-out; “ATM TIDAK DAPAT
MELAKUKAN TRANSAKSI”. Terang saja saya panik, karena ketika saya mengecek
saldo, jumlah yang saya masukkan ke mesin ATM tidak tertambahkan. Jumlahnya
mungkin memang tidak seberapa, tapi buat saya sangat berarti.
Saya lalu melaporkan kejadian ini ke satpam bank. Dia
meminta fotokopi kartu ATM, KTP, dan juga struk transaksi terakhir (dimana
tentu saja transaksi setoran terakhir tidak tercatat). Pak Satpam juga menjamin
bahwa mesin ATM sudah dalam keadaan offline dan tidak bisa digunakan sebelum
dibongkar dan uang di dalamnya dikeluarkan. Beliau juga menyarankan untuk
membuat laporan ke Bank Mandiri terdekat. Setelah meninggalkan ATM, saya juga
melaporkan hal ini ke Call Center Bank Mandiri. Operator menyarankan hal yang
sama; membuat laporan dan menunggu perkembangan.
Pagi ini, Kamis 24 Mei 2012, saya pun melaporkan hal yang
menimpa saya ini ke Bank Mandiri Cabang Tebet Soepomo. Saya lihat mesin ATM
yang bermasalah itu ntelah kembali beroperasi, yang berarti sang mesin sudah
dibongkar dan tentu berita acara pembongkaran sudah dilihat oleh pihak Bank
Mandiri Cabang Tebet Soepomo (ngarepnya bgitu). Namun ternyata, saya hanya
diminta membuat laporan oleh pihak Bank Mandiri, dan menunggu proses lebih
lanjut yang kata petugas; memakan waktu
sampai 20 hari !!! Pihak petugas beralasan bahwa waktu sedemikian banyak
diperlukan karena manajemen ATM dan Bank Mandiri itu terpisah sehingga
dibutuhkan koordinasi.
Yang menjadi kegusaran saya adalah bahwa dalam kasus ini,
posisi nasabah menjadi sangat tidak aman. Pertama,
system komputasi mesin ATM yang sangat tidak aman. Saya tidak tahu bahasa
komputasi yang dipergunakan oleh mesin ATM ini. Tapi jika setiap kesalahan
input kemudian harus mematikan system (alih-alih memulai system dari awal).
Kesalahan memasukkan jumlah lembaran bukanlah kesalahan fatal yang harus
ditangani dengan mematikan system, kesalahan ini seharusnya dapat ditangani
dengan memulai system dari awal (mengeluarkan lembaran dan meminta untuk
mengulangi proses dengan benar), seperti di bank tetangga. Bank Mandiri yang
mengklaim sebagai Bank terbesar di negeri ini ternyata masih menggunakan system
bahasa komputasi yang tidak aman, adalah sebuah hal besar yang menimbulkan
kesangsian atas keamanan transaksi perbankan negeri.
Kedua, keterpisahan
manajemen antara bank dan pengelola ATM mungkin dapat dimaklumi, mengingat
keterbatasan modal dan azas pemerataan. Tapi keterpisahan manajemen itu tidak
kemudian sebegitu jauhnya sehingga membutuhkan 20 hari untuk menyelesaikan
masalah semacam ini. Seharunya setiap kantor cabang bank mendapatkan salinan
berita acara pembongkaran dan perbaikan mesin atm di wilayah cabangnya sehingga
dapat memberikan kepastian kepada nasabah mengenai proses yang terjadi. Akan
sangat berbeda jika berada dalam masa 20 hari namun ada kepastian dibandingkan
dengan 20 hari tapi tanpa kepastian apa-apa. Pihak Bank Mandiri dengan ini
telah merampas hak nasabah atas kepastian transaksi yang dilakukannya.
Ini sekedar unek-unek dan kritikan untuk Bank Mandiri agar
dapat meningkatkan layanannya. Sekali lagi, nasabah membutuhkan jaminan
keamanan transaksi perbankan. Jika hal ini tidak dapat diberikan oleh industry
perbankan negeri ini, maka jangan heran jika orang kaya kita lebih memilih
menabung di luar negeri yang punya system keamanan lebih baik.
No comments:
Post a Comment