Thursday 11 November 2010

Tips Menghadapi Hujan Abu Vulkanik


Aktivitas letusan Gunung Merapi belum berhenti. Setelah menngeluarkan erupsi pada Selasa, 26 Oktober 2010 lalu, letusan susulan Gunung Merapi terus terjadi. Sabtu, 30 Oktober 2010 malam, lagi-lagi gunung teraktif di dunia ini mengeluarkan awan panasnya. Disusul letusan berikutnya pada Senin , 1 November 2010.

Abu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi terus beterbangan ke berbagai daerah di sekitar gunung tersebut. Tak hanya korban harta dan nyawa, meletusnya Gunung Merapi juga membawa dampak negatif bagi kesehatan.

Masyarakat sebaiknya mewaspadai abu ini karena dapat mengganggu kesehatan.

Orang-orang yang terkena debu dari letusan gunung berapi biasanya mengalami keluhan pada mata, hidung, kulit tenggorokan serta pernafasan. Efek kesehatan ini dapat terjadi akibat paparan jangka pendek atau pun jangka panjang.

Hujan abu vulkanik umumnya terdiri dari partikel yang bentuknya tidak teratur, tajam dan bergerigi. Partikel ini terdiri dari berbagai zat. Dengan kombinasi isi partikel dan bentuk yang tidak teratur itu membuat abu vulkanik bersifat sangat menghancurkan.

Abu yang dikeluarkan dari kawah gunung bervariasi; tergantung dari intensitas, ukuran partikel, jenis pertikel, kekuatan letusan dan kecepatan angin yang membawa partikel-partikel tersebut. Hujan abu ini bisa disertai dengan guntur, kilat yang keras serta bau belerang yang kuat.


Dikutip dari Idaho Department of Environmental Quality, Senin (1/11/2010) ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah abu vulkanik masuk ke dalam tubuh, yaitu:

  1. Upayakan mencapai daerah aman. Di tempat tersebut, usahakan untuk lebih banyak tinggal berdiam di dalam rumah atau tempat pengungsian, jangan berada di tempat terbuka bila tidak ada keperluan penting. Hal ini untuk meminimalkan paparan debu. Selain itu hindari aktivitas yang berat.
  2. Jika memiliki penyakit asma atau gangguan pernapasan lain, pastikan memiliki pasokan obat yang cukup dan pelajari manajemen bernapas. Jika timbul masalah pernapasan lain segera hubungi dokter.
  3. Usahakan untuk menghindari pintu atau jendela ketika akumulasi abu datang.
  4. Jika ingin keluar, gunakanlah masker wajah untuk mengurangi inhalasi partikel abu. Menggunakan masker memang bisa membuat napas menjadi lebih sulit, tapi penggunaan masker penting untuk menghindari inhalasi abu.
  5. Jika tidak ada masker, gunakan sapu tangan, kain atau pakaian lain yang dapat menyaring partikel abu. Untuk meningkatkan efektivitasnya bisa membasahi kain dengan menggunakan air.
  6. Gunakan kacamata dan melepaskan lensa kontak untuk melindungi mata dari iritasi.
  7. Usahakan untuk selalu menggunakan baju lengan panjang dan juga celana panjang jika ingin bepergian atau membersihkan abu.
  8. Hati-hati saat mengonsumsi air minum, usahakan air yang dikonsumsi tidak terpapar atau tercemar abu vulkanik.
  9. Usahakan untuk menyiapkan pertolongan pertama seperti obat, minum, makanan dan pakaian ganti.
  10. Jika terkena luka bakar, cedera dan menghirup gas atau abu, segera minta bantuan medis untuk mendapatkan perawatan.
  11. Luka bakar yang timbul akibat abu vulkanik umumnya lebih dalam dan bisa mencapai otot, untuk itu diperlukan pertolongan segera agar luka bakar tidak semakin meluas yang dapat mengakibatkan kematian.


Bagaimana pertolongan pertamanya?

Jika mata kemasukan abu atau debu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama, yaitu:

  1. Jangan menggosok mata, karena akan membuat permukaan mata tergores yang nantinya menyebabkan infeksi seperti mata merah atau iritasi.
  2. Pejamkan mata untuk beberapa saat hingga air mata keluar karena air mata akan berusaha membersihkan mata dari debu atau partikel yang masuk.
  3. Jika tidak berhasil bisa dengan cara mencelupkan mata ke dalam air yang bersih untuk membantu mengeluarkannya.
  4. Jika belum bisa keluar juga segera bawa ke dokter untuk mendapatkan perawatan.


Jika tubuh mengalami luka bakar, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:

  1. Usahakan untuk membersihkan luka jika tidak parah dengan menggunakan air mengalir.
  2. Saat tubuh terkena luka bakar, maka dengan sendirinya tubuh akan mengeluarkan cairan untuk mengobatinya.
  3. Jika luka bakarnya cukup dalam atau luas, segera minta bantuan medis. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan organ yang lebih parah serta dehidrasi yang bisa memicu kematian.


Jika mengalami sesak napas akibat menghirup abu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:

  1. Berikan bantuan obat semprot inhaler.
  2. Membantu seseorang ke posisi yang nyaman terutama duduk tegak sambil bersandar, jangan memposisikan orang untuk tiduran
  3. Cobalah untuk mengajaknya bernapas perlahan-lahan dan dalam
  4. Usahakan untuk mengajaknya ke tempat yang lebih bersih untuk menghindari paparan yang lebih berat.
  5. Jika obat inhaler tidak memberikan pengaruh atau justru bertambah parah, mintalah pertolongan medis.