Wednesday 22 August 2012

FENOMENA MUDIK DAN TINGGINYA INSIDEN KECELAKAAN LALU LINTAS

FENOMENA MUDIK DAN TINGGINYA INSIDEN KECELAKAAN LALU LINTAS

Oleh : Dr Moh Adib Khumaidi SpOT*

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya yang beragama Islam, menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran adalah momentum untuk melakukan tradisi pulang kampung atau yang lazim disebut mudik.

Fenomena mudik yang terjadi di Indonesia merupakan hal unik dan tidak ditemukan di negara lain terutama jumlah masif pemudiknya dalam waktu yang hampir bersamaan sekitar 1 minggu sebelum hari H dan arus balik dalam seminggu setelahnya.
Saat mudiklah maka berbondong-bondong perantau  yang bekerja di ibu kota pulang ke kampung halamannya. Berikutnya ibu kota akan terlihat lengang, tidak seperti biasanya yang padat dan ramai.
Tradisi mudik merupakan kebiasaan yang masih belum tergantikan meski dengan adanya teknologi telekomunikasi seperti handphone untuk mengucapkan selamat hari Idul Fitri. Mudik merupakan kesempatan untuk bertemu sanak keluarga dan sekaligus merayakan Idul Fitri bersama-sama.

Tradisi mudik yang tiap tahun selalu meninggalkan catatan angka insiden korban KLL yang semakin meningkat. Data tahun lalu mencatat ; angka kecelakaan tahun 2011 meningkat dibandingkan musim mudik lebaran 2010. Berdasarkan data yang dihimpun Mabes Polri, jumlah kecelakaan naik 996 atau 33,08% (pada 2010 sebanyak 3.010 dan 2011 sebanyak 4.006). Dari kecelakaan tersebut, korban meninggal dunia turun 85 atau 11,39% (pada 2010 sebanyak 746 dan 2011 sebanyak 661). Sementara, untuk korban luka berat mengalami kenaikan 155 atau 15,91% (pada 2010 sebanyak 974 dan 2011 sebanyak 1.129).

Kecelakaan tunggal, mengantuk, dan mengendarai sepeda motor lebih dari dua orang, juga ikut memperpanjang daftar korban. Peristiwa lain adalah tabrakan depan-belakang tercatat 37 kali. Lalu kendaraan menabrak pengguna jalan juga cukup tinggi. Sudah 40 kali kejadian ini menimpa warga di sepanjang jalur mudik.
Bagi pengendara sepeda motor, penyebab kecelakaan paling banyak adalah karena berboncengan lebih dari satu orang. Jumlahnya mencapai 104 orang. Pada urutan kedua karena mengantuk. Ada 32 kasus, dan 88 pengendara motor celaka akibat kondisi fisik yang lelah.

Dari data tersebut, jika dilihat kasus per kasus . Dalam perjalanan mudik yang lebih banyak menyebabkan kecelakaan karena human error, karena faktor kesalahan manusia. Dalam hal ini , jumlah kecelakaan juga dipicu oleh jenis kendaraan bermotor roda dua .

Langkah-langkah preventif sudah banyak dilakukan, baik oleh institusi pemerintah maupun swasta , tetapi data obyektif masih menunjukkan tingginya angka insiden kecelakaan . Himbauan kepada para pemudik sudah banyak dilakukan oleh institusi terkait , baik itu dari Kemenkes ataupun Kemenhub dan institusi terkait lainnya. Pendirian posko kesehatan di sepanjang jalur mudik yang berbahaya juga sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Posko Kesehatan yang sifatnya hanya pengobatan umum tanpa disertai perlengkapan kondisi emergensi atau kegawatdaruratan. Masih bersifat insidentil dan sporadis tanpa ada koordinasi dengan pihak lainnya yang terkait seperti Dinas Kesehatan atau Rumah Sakit Rujukan .
Selayaknyalah pendirian posko-posko kesehatan itu tidak sekedar pasang bendera , tapi merupakan satu sistem terkait dengan institusi kesehatan lainnya sehingga tercipta Sistem Penanggulangan Gawat Darjurat yang Terpadu (SPGDT) .

Diharapkan dengan sistem ini semua korban/ pasien akan mendapatkan pelayanan / penanggulangan kegawatdaruratan yang cepat dan komprehensif serta terintegrasi dengan fasilitas yang optimal sesuai dengan berat cederanya . Dengan sistem ini maka diharapkan terjadi RAPID RESPONSE dan RAPID ASSESMENT dengan prinsip : The Right Patient To The Right Hospital By The Right Surgeon/ The Right Doctor, sehingga keterlambatan penanganan tidak akan terjadi lagi. Implikasi akhirnya pada penurunan angka kematian dan kecacatan (Time Saving Life and Limb Saving) . Terutama pada kasus-kasus trauma akibat kecelakaan lalu lintas .

Selain itu perlu juga dilakukan edukasi kepada para pemudik bahwa resiko kecelakaan , cedera atau sakit merupakan problem yang sangat mungkin terjadi saat melakukan perjalanan atau road trip. Dengan segala konsekuensi dan resiko yang bisa terjadi di perjalanan terutama dengan kaitannya kejadian kegawatdaruratan yang bisa menimpa para pemudik . Seperti iklan salah satu produk minuman; “Kapan saja, siapa saja dan dimana saja”.

Oleh karena itu perlu juga para pemudik juga mempersiapkan
first aid kit dan personal aid kit. First aid kit adalah perlengkapan obatz-obatan dan alat kesehatan dasar yang wajib ada di kendaraan terkait dengan persiapan jika terdapat kondisi emergensi, seperti: obat antiseptik untuk luka, kasa, pembalut ( standar minimal). Selain itu juga dibutuhkan personal aid kit yaitu obat-obatan atau perlengkapan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan kesehatan tiap orang, terutama jika bepergian dengan anak-anak atau manula.

Dengan segala persiapan yang dilakukan baik dari pemerintah, institusi swasta dan para pemudiknya sendiri maka diharapkan dapat menekan angka insiden KLL pada arus mudik tahun 2012 ini. Sehingga , mudik yang asyik, nyaman dan selamat menjadi dambaan semua orang . Semoga bermanfaat. Salam Sehat Indonesia!
(*Ketua PP Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dan Dewan Pengawas Yay. Gerakan Masyarakat Sadar Gizi)


Sumber :  http://www.infosehatplus.com/index.php/info-sehat-plus/tips-a-trik/38-plus/71-fenomena-mudik-dan-tingginya-insiden-kecelakaan-lalu-lintas.html