Monday 6 December 2010

GIZI BAGI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)


oleh : Dr.Nurkhalis Makis,MSc – Dewan Pakar Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi

Terjadinya malnutrisi sangat erat berkaitan dengan infeksi HIV yang mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh penderita AIDS. Tingkat malnutrisi ini bergantung pada tahapan infeksi HIV yang dialami dan cepatnya pengeloaan dilakukan baik secara farmakologik maupun non farmakologik. Secara umum pengeloaan bersifat individual mengikuti progresivitas penyakit pada individu tersebut. Malnutrisi dapat menurunkan kapasitas fungsional tubuh seperti malabsopsi, penurunan berat badan, diare dan memperparah penurunan kekebalan tubuh ( infeksi tambahan) sehingga meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Malnutrisi ini utamanya diakibatkan karena adanya gangguan menelan, absorpsi, digesti, metabolisme dan utilisasi serta kebutuhan zat-zat gizi yang meningkat.

Malnutrisi yang terjadi mengakibatkan kekurangan perlahan-lahan zat gizi makronutrien (kalori protein/KKP) dan zat mikronutrien (vitamin dan mineral). Zat gizi yang sering terganggu berkaitan dengan imunitas yakni penurunan kalori protein, penurunan vitamin A, B kompleks, C, E, asam folat, besi, seng, selenium, copper dan magnesium serta air. Umumnya kebutuhan meningkat di atas 10% dari kebutuhan dasar. Penatalaksanaan gizi atau nutrisi secara garis besar, juga mengacu pada keadaan malnutrisi zat-zat gizi tersebut dengan membuat estimasi kebutuhan, perencanaan dan pola makan yang sesuai dengan keadaan penyakit dan lingkungan serta pemberian supplementasi. Penatalaksanaan gizi mesti mengacu pada bahan makanan sumber yang biasa dikonsumsi sehari-hari dan mudah tersedia. Pemberiaannya pun mesti diberikan secara enteral atau parenteral untuk memenuhi kebutuhan bila terjadi kesulitan makan atau gangguan absorpsi.

Secara umum tidak ada perbedaan penatalaksaan gizi pada bayi, anak dan orang dewasa, tetap mengacu pada tingkatan malnutrisi, tingkat kebutuhan akan makro dan mikronutrien disesuaikan dengan perhitungan umur, berat badan dan tinggi badan. Namun pada bayi dan anak yang terinfeksi, mesti memperhitungkan faktor masa pertumbuhan. Bayi yang terinfeksi dalam kandungan, umumnya mempunyai berat lahir rendah dan direkomendasikan untuk tidak disusui dengan ASI bila ibu positif HIV.

Sejumlah suplemen diklaim dapat meningkatkan CD4 seperti sejumlah mikronutrien (vitamin dan mineral), imunonutrisi (arginin, glutamine, asam lemak esensial), dll. Begitu pula pemberian susu tinggi protein diklaim dapat meningkatkan imunitas Namun, hal ini masih belum disepakati luas walaupun kebutuhan akan nutrient jenis ini mengalami peningkatan pada penderita AIDS ini. Nutrien-nutrien ini umumnya berfungsi sebagai imunonutrisi ( meningkatkan daya tahan tubuh) dan sebagai antioksidan (pencegah radikal bebas).

No comments:

Post a Comment