Saturday 17 May 2014

WMA – INSEAD Leadership Communication and Medical Advocacy Programme


The World Medical Association (WMA) adalah organisasi dokter sedunia yang merupaan  federasi global dari organisasi dokter nasional yang  mewakili jutaan dokter di seluruh dunia. Bertindak atas nama pasien dan dokter, dan berupaya  mencapai standar tertinggi untuk perawatan medis, etika, pendidikan dan hak asasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan bagi semua orang.
Setiap tahunnya sejak tahun 2007, WMA melaksanakan pelatihan leadership dan peningkatan kemampuan advokasi untuk para anggotanya Tujuan training ini adalah membuat para peserta yang merupakan perwakilan organisasinya agar  lebih efektif dalam menjalankan tugas kepemimpinannya diorganisasinya dan sebagai anggota WMA.
WMA bekerjasama dengan INSEAD, sekolah bisnis terbaik didunia yang melaksanakan traning untuk para profesional dari berbagai perusahaan dan institusi dair seluruh dunia dan mempunyai reputasi dalam melakukan pelatihan untuk para pemimpin dari berbagai bidang, organisasi dengan perbedaan multikultural.
Pada tahun 2014, IDI mengirimkan 4 delegasi untuk mengikuti training ini selama 7  hari. Dr Moh Adib Khumaidi SpOT sebagai ketua bidang organisasi, Dr Mahesa Paradipa dan Dr Rosita Rivai sebagai Wakil Sekretaris Jendral dan Dr Tirta Prawita Sari sebagai perwakilan dari MPPK.
Materi yang diajarkan meliputi “negotiation and advocacy work in a political level for patient care, public health, medical profession and related organizations, Leadership with/without authority, Medical quality, health system and regulation, public relations and beberapa materi lain yang berhubungan dengan leadership dan advokasi. Salah satu materi yang paling menarik dipelatihan ini adalah bagaimana bermitra dengan media. Isu kesehatan merupakan isu yang sangat seksi untuk dibahas oleh media karena biasanya akan menarik perhatian massa. Untuk materi ini para peserta diberikan isu yang mereka kuasai dan diminta untuk menjelaskan hal tersebut kepada media dalam bentuk wawancara pada satu stasiun TV. Setting tempat dan wawancara dilakukan sama persis seperti sedang menjalani hal tersebut dengan nyata. Dan semua peserta harus melakukan satu persatu. Beberapa rekaman dilakukan didepan kelas sehingga bisa dibahas dan dibicarakan untuk perbaikan masing-masing orang. Video rekaman tersebut akan dikirimkan kemasing-masing peserta untuk dapat dipelajari dan diperbaiki sepulang dari pelatihan.
Sepulang dari training ini diharapkan para delegasi ini dapat menerapkan ilmu baik sebagai pengurus PB IDI dan untuk kemajuan organisasi sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat.(RR)


No comments:

Post a Comment