Thursday 24 May 2012

CEGAH OSTEOPOROSIS SEJAK DINI

DEFINISI
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang renda, dan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu primer dan sekunder. Osteoporosis  promer umumnya dapat terjadi pada wanita paska menoupause. Sementara osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang terkait dengan suatu penyakit

PENYEBAB
a. Osteoporosis primer umumnya terjadi pada wanita paska menoupasue disebabkan karena karena makin berkurangny barua hormon estrogen (hormon utama pada wanita). Hormon ini bertugas untuk mengangkut kalsium ke dalam tulang sehingga pada kondisi menoupause dimana hormon ini berkurang maka daya angkut kalsium ke tulang juga ikut berkurang. Akibatnya tulang menjadi rapuh dan mudah bengkok atau patah. Hal ini juga terjadi pada orang usia lanjut, ditambah adanya ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya . tulang dengan pembentukan tulang yang baru . Sedangkan osteoporasis primer pada laki-laki terjadi karena alasan yang tidak diketahui

b. Osteoporosis sekunder, disebabkan oleh keadaan medis atau akibat pengaruh obat-obatan yang dikomsumsi saat menderita penyakit tertentu seperti penyakit gagal ginjal kronis dan kelaian hormonal yang menyerang tiroid, paratiriod dan adrenal

GEJALA
Awal dari osteoporosis menimbulkan gejala sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya
Gejala baru timbul ketika kerapuhan tulang sudah parah, seperti misalnya nyeri otot bagian punggung atau bagian tubuh lain.
Karena gejala sulit terdeteksi, maka diperlukan adanya pengetahuan dan keperdulian untuk dapat mencegah osteoporosis ini. Pemeriksaan kepadatan tulang sangat dianjurkan terutama bagi wanita menjelang masa menopause, pengguna obat-obatan kortikosteroid, barbiturate, anti kejang dan hormone tiroid yang berlebihan.

PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Sebelum patah tulang dapat dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual energy x ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5 - 15 menit. DXA sangat berguna untuk :
a. wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis
b. penderita yang diagnosisnya belum pasti
c. penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat

PENCEGAHAN
Pencegahan osteoporasis meliputi :
a. Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkomsumsi kalsium yang cukup
b. Melakukan olahraga dengan beban
c. Mengkomsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)

Mengkomsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium
Olahraga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.

Estrogen membantu mempetahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4 -6 tahun setelah menoupause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menoupause, masih bisa memperlambat kerapuha tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Ralosifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteoporosis , bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.

No comments:

Post a Comment